Di Indonesia, ada beragam kuliner yang pedas, karena perpaduan rempah tak hanya cabai.
Makanan pedas memiliki manfaat kesehatan.
Mengutip NDTV, ahli nutrisi di Harvard T.H.
Chan School of Public Health, Lu Qi menemukan hubungan antara makanan pedas dan usia.
Menurut laporan penelitiannya orang yang mengonsumsi makanan pedas setiap hari dalam porsi sewajarnya memiliki risiko kematian dini 14 persen.
Itu lebih rendah daripada yang mengonsumsi makanan pedas kurang dari sekali dalam satu pekan.
Mengutip Healthline, rempah seperti kayu manis, kunyit, paprika dan cabai meningkatkan proses metabolisme dan memperlambat nafsu makan.
Healthline merujuk riset.
kunyit bermanfaat menekan pertumbuhan jaringan lemak.
Senyawa dalam kunyit Curcumin bermanfaat mengurangi peradangan dalam tubuh.
Mengutip pengobatan Ayurveda, selama berabad-abad sifat antiinflamasi jahe dan bawang putih telah digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, seperti radang sendi, sakit kepala, dan mual.
Senyawa pedas kapsaisin yang terdapat dalam cabai bermanfaat memperlambat dan menghancurkan sel kanker.
Merujuk publikasi University of California, Los Angeles kapsaisin menghambat pertumbuhan sel kanker prostat.
Mengutip Cleveland Clinic, ahli gizi Patricia Bridget Lane menjelaskan, cabai dan rempah-rempah bermanfaat mengendalikan rasa lapar.
Kapsaisin bekerja di hipotalamus, bagian otak yang mengontrol rasa lapar dan kenyang.
Orang yang menambahkan sedikit rasa pedas dalam makanannya akan merasa lebih cepat kenyang.
Makanan pedas bisa berdampak buruk untuk perut yang sensitif.
Walaupun begitu, senyawa kapsaisin punya manfaat baik untuk mikrobioma dalam usus terkait saluran pencernaan.
Mikrobioma kelompok bakteri untuk fungsi kekebalan tubuh.
Sensasi panas di lidah karena senyawa kapsaisin berguna menurunkan kolesterol jahat.
American Chemical Society menjelaskan, kandungan kapsaisin selain mengurangi penumpukan kolesterol juga meningkatkan aliran darah menghambat gen penyempitan arteri di jantung.
Tim peneliti dari University of Vermont meneliti hubungan antara kesehatan jantung dan konsumsi cabai merah selama enam tahun.
Risiko paling buruk penyakit jantung dan stroke orang yang mengonsumsi cabai merah, 13 persen lebih rendah.
ANNISA FIRDAUSI